Pulau Moyo: Pemandangan yang Woio… Woio… Jos…
“Kerja dulu gan, biar asap parafin tetep mengepul…”
Itu salah satu SMS yang pernah saya kirimkan ke seorang teman naik gunung beberapa waktu lalu. Memang hanya lelucon. Tapi itu benar adanya. Saya menjadi lebih banyak memutar otak, menjajal berbagai usaha sampingan agar traveling tetap bisa jalan tanpa melupakan kebutuhan, dan tanpa melupakan impian karir masa depan :)
Bicara soal impian, traveling ke berbagai wilayah di Indonesia juga menjadi salah satu impian saya. Indonesia dengan sejuta keindahan alamnya, menggoda untuk dijelajahi. Salah satu tempat di Indonesia yang ingin saya kunjungi adalah Pulau Moyo.
Terletak di Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pulau ini tentunya membutuhkan budget yang tidak sedikit jika dijangkau dari lokasi saya. Namun pemandangan ombak yang begitu tenang seperti nampak pada gambar di bawah, seolah berbisik pelan menenangkan “Suatu hari kamu pasti bisa ke sana”
keheningan yang nampak tenang
Pulau Moyo juga menawarkan keindahan alam bawah laut. Hampir keseluruhan pulau dikelilingi karang yang masih dalam keadaan baik dan belum rusak. Hiu dengan panjang kurang lebih dua meter, anemon, pelagik, belut, groupers bahkan manta, semua ada. Bila Anda ingin diving, Anda bisa melakukannya di sekitar Pulau Medang, yang terletak di Barat Laut Pulau Moyo.
Daerahnya masih sepi dan asli, tapi jangan takut tak ada fasilitas. Di sana ada cottage-cottage yang menyediakan aneka fasilitas. Selain hamparan pasir putih, ada juga terumbu karang lengkap dengan ikan laut warna-warni. Tak ketinggalan air terjun serta kolam-kolam alami. Kondisi airnya secara umum jernih dan khususnya dibagian yang dangkal penetrasi sinar matahari dapat mencapai dasar perairan, hal tersebut memungkinkan pertumbuhan berbagai biota dasar perairan menjadi subur
kata-kata yang di deskripsikan alexus ini membuat saya ngiler membayangkannya^^
air terjun matajitu
Pulau Moyo, pulau internasional. Terlihat dari mahalnya harga resort sekelas hotel bintang lima. Untuk menginap di sini wisatawan diharuskan membayar Rp. 8 juta per malam. Fantastis. Itulah kenapa pulau ini lebih banyak turis luarnya daripada domestiknya. Namun kalau ingin murah, Alternatif lain tempat menginap adalah di rumah-rumah panggung warga Desa Labuan Aji. Mereka tidak mematok harga. Tapi sebagai warga Indonesia yang baik, saran saya, sedikit tau dirilah.
Sebagai informasi buat yang mau ke sana duluan, transportasi yang ditempuh dari Lombok:
Ada 2 alternatif yaitu melaui Darat dan Udara:
- Jalan darat dilayani mobiltTravel yang akan menempuh perjalanan selama +/- 6 jam dengan perinician : * Mataram - Pelabuhan Khayangan = 2 jam * (Kapal Ferri)Pelabuhan Khayangan - Poto Tano (Sumbawa Barat)= 1-2 jam * Poto Tano - Sumbawa Besar = 2jam
- Jalan udara dilayani sebuah Maskapai setiap hari dari Mataram-Sumbawa Besar dengan menggunakan pesawat Fokker 50 dan sebuah Maskapai yang terbang setiap Selasa dan Jumat. Perjalanan udara memakan waktu 35 menit. (www.pulaumoyo.com)
Kapal ini memang hanya mengantar warga Pulau Moyo yang ingin berbelanja di pasar Sumbawa. Penumpang umum boleh ikut kapal motor mereka dengan tarif mulai dari Rp 20.000 hingga Rp 25.000 per orang. Waktu tempuh ke Pulau Moyo dari Pulau Sumbawa sekitar dua jam.
Jika naik kapal rakyat, Anda harus menginap di Pulau Moyo karena kapal baru berlayar lagi ke Sumbawa keesokan harinya. Jika ingin kembali ke Pulau Sumbawa pada hari itu juga, Anda harus menyewa perahu motor nelayan setempat dengan tarif Rp 400.000-Rp 600.000, bergantung tawar-menawar dengan pemilik kapal.
Selain transportasi umum, wisatawan bisa juga menyewa kapal motor cepat (speed boat) milik swasta dengan waktu tempuh 30 menit, tapi biayanya pergi-pulang (PP) Pulau Moyo-Sumbawa sekitar Rp 3 juta. Dengan kapal motor cepat itu, wisatawan bisa mengelilingi Pulau Moyo seharian penuh (sumber:kompas)
Pulau Moyo memiliki variasi ketinggian dari 0-648 m di atas permukaan laut. Sebagai penanda masih lestarinya pulau seluas kurang lebih 30.000 hektar . Ratusan kupu-kupu akan terlihat dari balik semak belukar, pepohonan atau di tengah padang savana. Pulau ini juga dihuni 21 jenis kelelawar, burung, macaque, babi liar, rusa dan ular. Dengan kondisi alam yang masih sangat alami, tidak disarankan memasuki pulau ini tanpa pemandu. Karena ada kemungkinan bisa tersesat. ”Namun anehnya, setiap kali ada yang tersesat, pasti tetap menemukan jalan ke luar sendiri. Entah ”digiring” oleh burung atau kupu-kupu,” (http://indomaritimeinstitute.org/?p=936)
Pastinya seru, bisa lihat kumpulan kupu-kupu…. Romantis dan so sweet banget pastinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar